Minggu, 23 Agustus 2009

Beda Hamil Usia 20, 30 dan 40-an Tahun

Jakarta, Apakah ada usia yang sempurna untuk hamil? Kebanyakan orang pasti akan mengatakan usia 20-an tahun. Tapi jangan salah, dalam beberapa kasus usia lebih muda tidak selalu lebih baik.

Tren perempuan hamil saat ini semakin menuju di usia yang matang. Jika tahun 1975 perempuan yang hamil di usia 30-an tahun hanya sebanyak 5%, di tahun 1999 jumlahnya naik menjadi 23%. Sedangkan saat ini perempuan melahirkan di usia 35-49 tahun jumlahnya melonjak tiga kali lipat sejak tahun 1970-an.


Meski sudah sering mendengar risiko kehamilan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun nampaknya peringatan tersebut tidak selalu dibutuhkan. Berapa pun usianya, perempuan bisa hamil sepanjang tubuhnya sehat.

Berikut ini beberapa perbedan jika perempuan hamil di usia 20-an, 30-an dan 40-an tahun.

Hamil usia 20-an tahun

Wanita sehat di usia ini biasanya lebih mudah untuk hamil. Jadi tidak mengherankan di usia ini mereka banyak memiliki anak. Mereka biasanya langsung mengandung setelah dua bulan bersenggama dan hanya memiliki risiko keguguran yang rendah sekitar 10% dan sedikit mengalami komplikasi selama kehamilan.

Melahirkan anak di usia ini juga kecil terkena risiko Down Syndrome atau kromosom cacat dan jarang melahirkan melalui caesar.

Namun dalam beberapa kasus, melahirkan di usia lebih muda tidak selalu lebih baik. Wanita usia 20-24 tahun memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi terkena preeclampsia yakni gejala tekanan darah, pembengkakan yang tak kunjung sembuh dan tingginya jumlah protein di urin.

Kondisi preeclampsia di usia 20-24 tahun ini lebih tinggi ketimbang perempuan yang hamil di usia pertengahan 20-an tahun hingga awal 30-an tahun. Hal ini disebabkan karena perempuan di usia awal 20-an tahun biasanya melahirkan untuk anak pertama yang sangat tergantung dengan gaya hidupnya. Para dokter sendiri masih tidak yakin kenapa sebagian perempuan ini mengalami preeclampsia yang bahkan bisa jadi serius dan bisa mengakibatkan melambatnya pertumbuhan janin.

Perempuan di usia awal 20-an juga punya peluang lebih besar dibanding usia akhir 20-an tahun dan awal 30-an tahun mendapatkan bayi dengan berat yang rendah karena kebiasaan yang buruk.

Contohnya perempuan usia 20-24 tahun lebih banyak yang merokok ketimbang perempuandi usia 25 tahun ke atas dan rokok adalah pemicu rendahnya bobot bayi. Perempuan muda juga melakukan diet yang salah, telat melakukan perawatan sebelum melahirkan sehingga memicu risiko bayi lahir dengan bobot rendah.

Bayi lahir dengan bobot rendah memiliki risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan ke depannya atau mengalami masalah kecacatan seumur hidupnya.

Namun Anda bisa mengurangi risiko ini dengan cara yang sederhana yakni makanlan dengan baik, minuman vitamin komplit dan melakukan perawatan sebelum melahirkan.

Hamil usia 30-an Tahun

Banyak perempuan menunggu usia ini sebagai usia yang ideal untuk mendapatkan anak karena merasa lebih percaya diri dan memiliki jaminan finansial. Jika Anda hamil di awal usia 30-an tahun memang sedikit berbeda dengan perempuan usia 20-an tahun. Namun hamil di usia ini sebenarnya tidak memiliki kesulitan. Hanya masalah selur telur saja yang berkurang karena kesuburan perempuan cenderung menurun setelah usia 30-an tahun dan ada risiko melahirkan anak Down Syndrom atau cacat kromosom.

Anda mungkin sudah sering mendengar usia 35 tahun adalah patokan usia untuk hamil dan terjadinya penurunan kesuburan. Meski banyak perempuan di usia ini yang sehat namun penelitian menunjukkan bahwa perempuan usia ini memiliki masalah sepanjang kehamilannya.

Pertama masalah berkurangnya kesuburan yang menurun lebih cepat setelah usia 35 tahun sehingga sulit untuk mengandung. Data American Society for Reproductive Medicine, sepertiga perempuan usia 35 tahun mengalamai masalah kesuburan. Jika Anda sedang program hamil di usia 35 tahun tapi selama 6 enam bulan belum juga ada hasilnya sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter. Karena banyak pula masalah kesuburan yang bisa dirawat.

Perempuan dalam kelompok usia ini juga lebih mungkin mengalami keguguran dibanding wanita muda. Bahkan, sebuah studi baru-baru ini di Denmark menemukan bahwa lebih dari 20 persen wanita hamil usia 35-39 tahun mengalami keguguran.

Jika Anda usia 35 tahun atau lebih, Anda mungkin akan mendapatkan perawatan amniocentesis, tes yang digunakan untuk mendiagnosa Down syndrome dan kecacatan kromosom.

Perempuan hamil di atas usia 35 tahun juga cenderung memiliki masalah seperti preeclampsia, diabetes, kelahiran prematur, dan berat bayi yang rendah, serta masalah placental selama kehamilan. Yang paling umum ini adalah placenta previa. Kondisi ini dapat mengakibatkan pendarahan parah, tetapi komplikasi biasanya dapat dicegah dengan operasi caesar. Untungnya, sebagian besar masalah ini dapat diatasi dengan pengobatan dan perawatan yang baik sebelum melahirkan.

Hamil di usia 40-an tahun

Melahirkan anak pertama di usia 40-an tahun saat ini sudah tidak biasa karena sulit dilakukan. Lebih dari 50 persen perempuan di usia ini akan mengalami kesulitan hamil. Risiko perempuan yang hamil di usia 40-an tahun sama seperti perempuan yang hamil di usia akhir 30-an tahun. Ada dua risiko yang besar ketika hamil di usia ini yakni cacat kromosom termasuk di dalamnya Down Syndrome dan keguguran. Rasionya satu dari 100 kehamilan di usia 40-an tahun dan 1 dari 30 orang di usia 45 tahun melahirkan anak Down syndrome. Sedangkan rasio keguguran yang terjadi mencapai 50 persen di usia 42 tahun. Perempuan pada usia ini juga hampir tiga kali lebih besar mengalami diabetes selama kehamilan dibanding perempuan yang hamil di usia 20-an tahun. Anda mungkin juga memiliki lebih banyak masalah selama kehamilan seperti fetal distress.
Sumber: http://health.detik.com/read/2009/08/18/091123/1184682/764/beda-hamil-usia-20-30-dan-40-an-tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Free Blogger Templates