Minggu, 23 Agustus 2009

fase2 dalam pernikahan,,,

KapanLagi.com - Banyak muda-mudi menikah tanpa dibekali dengan pengetahuan tentang apa yang akan mereka hadapi dalam pernikahan nanti, sehingga banyak yang kemudian bercerai karena 'merasa' tidak cocok lagi.

Jika saat ini Anda belum, akan, atau bahkan sudah menikah, maka tidak ada salahnya bagi kita untuk bersama-sama menengok apa-apa yang bakal dihadapi dalam pernikahan itu.

Kehidupan menikah sama seperti memelihara tanaman. Perlu ada usaha jika Anda ingin menikmati buahnya.

Jika usaha Anda asal-asalan, maka mungkin hanya daun atau bunga yang bakal Anda peroleh, namun jika Anda mau bekerja keras bagi kehidupan pernikahan Anda, maka Anda pasti bisa mengecap buah manisnya.
Setelah menikah, pasangan akan memasuki berbagai fase.

Fase bulan madu

Merupakan fase yang membuat tiap pasangan mabuk kepayang. Dunia seolah milik berdua, yang lainnya ngontrak. Namun, pada kenyataannya, fase bulan madu ini tak bertahan lama.

Fase dilusi atau konflik

Para pakar pernikahan berkomentar tentang fase ini, "Kepala seperti di kaki, kaki seperti di kepala."
Maksudnya segala sesuatu seperti kebalikan dari apa yang Anda pernah alami saat pacaran dulu. Oleh karena itu, fase ini juga dinamai fase jungkir balik atau fase putus asa.

Jika dulu pasangan saling mengutamakan satu sama lain, maka di fase ini, pasangan mulai saling menuntut satu sama lain. Kalau dulu, pasangan saling berkorban, maka sekarang yang muncul hanyalah sikap egois belaka.
Pada fase inilah kebanyakan orang gagal, lalu memutuskan untuk menyerah dan bercerai. Mereka gagal untuk menerima dan memahami karakter satu sama lain. Itulah inti dari fase ini.

Jadi jika saat ini, Anda mungkin masih berada di fase konflik, bersabarlah. Belajarlah menerima, memahami, dan menghargai pasangan Anda! Ingat dan lakukan kembali hal-hal istimewa yang pernah Anda lakukan saat pacaran dulu. Buahnya pasti akan Anda nikmati bila saat panen tiba. Cepat atau lambatnya tergantung dari seberapa cepat Anda belajar memahami dan menerima pasangan Anda apa adanya.

Jika pasangan berhasil melewati fase konflik ini dan keluar sebagai pemenang atas konflik rumah tangga, maka mereka telah memasuki fase kehidupan pernikahan bahagia yang sesungguhnya.

Fase bahagia atau menikmati buah

Dalam fase bahagia ini, pasangan tidak lagi saling menuntut, melainkan saling memberi, mulai dari memberi kepercayaan, kebebasan untuk menjadi diri sendiri, dan perhatian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Free Blogger Templates