Minggu, 23 Agustus 2009

Perempuan Sunat Berisiko Tinggi Ketika Melahirkan

London, Perempuan hamil yang pernah menjalankan sunat ketika masih kecil memiliki risiko yang tinggi ketika perlu melakukan pembedahan untuk melahirkan.

Diperkirakan ada lebih dari 130 juta perempuan di seluruh dunia yang menjalani pemotongan alat kelamin atau yang dikenal dengan sunat perempuan. Tradisi sejak abad lampau ini adalah dengan cara memotong sebagian klitoris hingga bibir kemaluan. Sunat itu kadang disertai penjahitan atau penyempitan lubang vagina (infibulasi).

Studi yang baru yang dilakukan dokter di University of Berne, Swiss ini diikuti 122 wanita hamil yang pernah disunat yang menerima perawatan medis sebelum masa melahirkan. Perempuan tersebut dibandingkan 110 perempuan lain yang usianya sama yang juga dirawat dalam rumah sakit yang sama.

Hampir seluruh perempuan yang pernah disunat memiliki risiko yang lebih tinggi ketika melakukan operasi kehamilan dengan memerlukan 18 prosedur yang dibutuhkan. Sedangkan wanita yang tidak pernah disunat risiko tersebut hanya dialami 3 wanita.

Perempuan sunat juga lebih mungkin menderita masalah vagina yang parah dengan sembilan orang mengalami komplikasi, dibandingkan satu perempuan dalam satu grup perbandingan itu.

Penemuan yang telah dipublikasikan dalam jurnal BJOG ini menunjukkan bawa paramedis dinegara-negara berkembang harus siap dengan perawatan khusus untuk perempuan yang pernah menjalani sunat.

"Termasuk melakukan diskusi kehamilan dan bagaimana menangani proses seperti itu," kata Dr Annette Kuhn, peneliti senior seperti dilansir dari Reuters, Kamis (13/8/2009).

Semua perempuan yang pernah disunat dalam penelitian ini telah ditanya apa yang mereka harapkan dari penanganan masalah ini. Sebanyak 6% menginginkan defibulation yakni pembedahan pelebaran vagina sebelum melahirkan. Sebanyak 43% menginginkan pelebaran vagina selama mereka masih kerja dan hanya sepertiga yang meminta dilakukan itu jika dibutuhkan secara medis.

Menurut Kuhn masalah ini menjadi sangat penting bagi paramedis dinegara-negara berkembang apalagi diskusi masalah sunat sangat sensitif. Paramedis juga harus memberikan informasi bagaimana opsi perawatan yang lain.

Sebelumnya pakar kesehatan telah menyebutkan sunat pada anak perempuan secara medis tidak mempunyai manfaat. Jika diharuskan secara agama tindakan tersebut harus dilakukan secara sehat dan tidak menyebabkan perlukaan yang menimbulkan efek kesehatan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Sumber: http://health.detik.com/read/2009/08/13/112019/1182405/764/perempuan-sunat-berisiko-tinggi-ketika-melahirkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Free Blogger Templates