Minggu, 23 Agustus 2009

brodong,,duda,,atau perjaka??

Oleh: Agatha Yunita

Cinta oh cinta, berjuta rasanya jika sedang dimabuk cinta. Membuat berbunga-bunga tetapi terkadang juga membuat pusing kepala. Cinta terkadang memang membuat orang buta, namun hari gini masih juga gelap mata dan asal mencinta? Oh nggak banget!!! Wake up gals, yuk pilah pilih cinta yang tepat untuk Anda, sebelum semuanya jadi terlambat.

Ada kalanya kita sebagai wanita tak harus selalu mencintai seseorang penuh perasaan, terkadang logika memang dibutuhkan, yah 50 - 50 lah! Loh, kok gitu bukannya cinta itu suatu perasaan yang timbulnya dari hati? Yah, memang benar kok cinta itu perasaan yang munculnya dari hati. Namun setelah turun ke hati bukan berarti dia harus diam di situ saja, sebagai wanita modern yang maju dan cerdas kita harus membawa si cinta itu ke dalam otak kita untuk diproses dan diteliti sesuai logika yang ada.

Permasalahannya sebenarnya ada di sini, ketika Anda mencintai seseorang Anda harus bermain dengan logika, bermain "jika...kemudian..." atau bahasa gaulnya "if...then...", kenapa?
Jangan sampai salah pilih pasangan hidup, saat mencintai seseorang tentunya Anda berharap agar si dia bisa menjadi pasangan hidup Anda bukan? Nah untuk itulah logika dibutuhkan. Mulai dari melihat latar belakang keluarganya, cerita dan pengalamannya, sifat-sifatnya, kedewasaannya, rasa tanggung jawabnya, kemampuannya bertahan sebagai seorang pria, dan beberapa hal penting lainnya.

Ada kalanya wanita menganggap bahwa usia seseorang mempengaruhi semua syarat-syarat yang disebutkan di atas tadi, terutamanya adalah kedewasaan, benarkah? Well jawabannya tidak! Yuk kita bahas lebih lanjut.
Duren alias si duda keren, konon katanya mereka yang telah menjadi duda memiliki pengalaman lebih dari yang masih bujangan. Tentunya pengalaman yang mereka alami tersebut menambah pengetahuan lebih bagi mereka, namun bukan berarti ini semua mempengaruhi kedewasaan mereka lho! Bisa saja mereka memang tumbuh dan berpikir lebih dewasa, namun beberapa orang sangat sulit mengubah kedewasaannya. Jika memang sifat dasar si dia kekanak-kanakan, hmmm yah mau diapakan lagi?

Jadi bukan jaminan ya mereka yang sudah berumur jauh di atas Anda lebih dewasa. Bukan jaminan pula mereka para duda yang sempat menjalani biduk rumah tangga sedewasa dan setegar yang Anda harapkan. Don't judge the man from his marital status!
Bagaimana dengan si brondong? Apakah mereka selalu kekanakan dan menggemaskan? Nggak juga lho! Kedewasaan tak memandang usia, jika memang seseorang berada di tahapan matang, sekalipun si dia berondong mungkin saja kok mereka yang membimbing kita. Tak jua berarti kita yang lebih dewasa dari mereka. Walaupun secara fisik wanita memang terlebih dulu bertumbuh dari pria, namun pengalaman, kondisi lingkungan, serta beberapa hal lainnya bisa saja membentuk seseorang menjadi lebih tegar dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi
barat mangga yang masih muda, pria yang seumuran dengan kita sedang beranjak dewasa. Namun kedewasaan mereka dan kita tak selalu sama lho, ada kalanya kita lebih matang tapi bisa jadi mereka jauh lebih matang dan bijaksana. Sekali lagi usia tak menentukan kedewasaan seseorang. Jika memang mereka bisa mengaplikasikan setiap pelajaran baru yang mereka dapat dari pengalaman, pada umumnya mereka lebih cepat dewasa. Saat kesadaran dan rasa tanggung jawab mereka penuh pun, secara otomatis kedewasaan akan lebih cepat terbentuk.

Jadi akankah Anda merebahkan diri pada cinta si Duren, Brondong atau Mangga Muda? Yah semua terserah Anda, kembali kepada Anda apakah Anda yakin dan nyaman dengan cinta tersebut. Apakah mereka bisa menjaga dan melindungi Anda serta bertanggung jawab atas diri Anda? Yang jelas jangan salah pilih. Duren, brondong atau mangga muda bukan masalah kok ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Free Blogger Templates